Yogyakarta merupakan salah satu kota yang diserang kembali oleh Belanda setelah Indonesia merdeka. Kejadian tersebut juga sering disebut dengan Agresi Militer Belanda. Dari kejadian tersebut tentunya menjadi sebuah peristiwa bersejarah sehingga muncul sebuah monumen yang bernama Monumen Jogja Kembali. Monumen ini juga sekaligus menjadi museum bersejarah yang ada di Yogyakarta.
Museum Monumen Jogja Kembali ini dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Letak museum yang berada di bagian utara kota ini banyak dikunjungi oleh para pelajar dalam acara darmawisata. Selain para pelajar, masyarakat umum juga berkunjung ke museum ini. Bangunan dari museum ini memiliki tiga lantai dengan ruang perpustakaan dan lain-lain.
Lokasi, Rute, Jam Buka, Dan Tiket Masuk
Museum Monumen Jogja Kembali ini berada di area Ring Road Utara, tepatnya di Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Tempat ini sangat mudah dijangkau bahkan jika dari Tugu Yogyakarta, wisatawan tinggal lurus kemudian belok kiri di Ring Road Utara. Disarankan bagi wisatawan untuk menggunakan jasa sewa mobil di Jogja.
Selain biaya yang dikeluarkan lebih murah, dengan menggunakan jasa sewa mobil wisatawan bisa mendapatkan rekomendasi tempat wisata di sekitar Monjali. Tempat wisata ini beroperasi mulai dari jam 08.00 hingga 16.00 WIB pada hari Selasa hingga Minggu. Untuk hari senin, tempat ini tutup. Tiket masuknya adalah sebesar Rp. 7.500.
Filosofi, Makna Dan Sejarah Monumen Jogja Kembali
Monumen ini berbentuk gunung, yang menjadi perlambang kesuburan juga bermakna melestarikan budaya para leluhur. Peletakan bangunan ini juga mengikuti budaya Jogja, yaitu terletak pada sumbu imajiner yang menghubungkan Merapi hingga ke Parang Tritis. Titik imajiner yang ada pada bangunan ini bisa dilihat pada lantai tiga, tepatnya pada tempat tiang bendera.
Nama dari Monumen Yogya Kembali merupakan sebuah simbol berfungsinya kembali Pemerintahan Republik Indonesia dan sebagai tanda sejarah ditarik mundurnya tentara Belanda dari Ibukota Yogyakarta. Sekaligus juga untuk mengingat kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan petinggi lainnya pada tanggal 6 Juli 1949 di Yogyakarta.
Monumen Yogya Kembali dibangun pada 29 Juni 1985 dengan cara melakukan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama. Peletakan batu pertama ini dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Ide untuk membangun monumen ini dilontarkan oleh kolonel Soegiarto selaku wali kota Yogyakarta tahun 1983.
Lihat juga obyek wisata lain yang penuh dengan sejarah perjuangan : Museum Perjuangan Yogyakarta
Koleksi Monumen Jogja Kembali
Monumen yang sekaligus juga menjadi museum ini tentunya memiliki banyak museum yang dapat dibagi di beberapa titik. Berikut merupakan koleksi yang tersebar di beberapa titik di Monumen Jogja Kembali.
1. Koleksi Meriam Dan Replika Pesawat
Di bagian taman ini, wisatawan akan melihat berbagai koleksi seperti salah satunya adalah Replika Pesawat Cureng. Letak dari pesawat tiruan ini berada di taman bermain sebelah utara portir timur. Selain di taman bermain sebelah utara, wisatawan juga bisa menemukan replika pesawat yang ada di taman sebelah area parkir.
Monumen Jogja Kembali juga memiliki koleksi meriam, diantaranya adalah PSU-S60 kaliber 57 mm dan meriam PSU Bofors L-60 kaliber 40 mm. Letak meriam ini berada di sudut Plaza Timur. Selain di sudut Plaza Timur, wisatawan juga bisa melihat meriam PSU-S60 Kal 57 mm dan PSU Bofors L-60 kal. 40 mm.
2. Lambang
Lambang yang ada di tengah plaza ini terdapat sebuah tiang bendera merah-putih yang digunakan sebagai tempat upacara. Selain itu juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menikmati pemandangan Monjali dengan latar belakang Gunung Merapi. Saat perayaan hari besar Islam, tempat ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk melaksanakan ibadah.
3. Daftar Nama Pahlawan
Daftar Nama-Nama Pahlawan juga menjadi koleksi yang ada di Monjali dan berada di halaman luar. Nama pahlawan tersebut merupakan pahlawan yang gugur di Daerah Wehrkreis III pada tanggal 19 Desember 1948 – tanggal 28 Juni 1949. Di bagian nama pahlawan juga disebutkan 422 orang yang gugur.
Di antaranya ada 168 orang Angkatan Darat, 30 orang Angkatan Laut, 42 orang Angkatan Udara, dan 32 orang Polisi Negara. Selain itu juga terdapat 8 orang Cadet Militer Akademi, 37 orang TNI Brigade XVII/TP, 10 orang PNS dan Gerilyawan/Rakyat pejuang 122 Orang.
Sedangkan untuk pahlawan yang tidak dikenal ditempatkan dalam satu bidang khusus. Pada bagian tersebut juga dituliskan kalimat Pahlawan Tidak Dikenal. Di bawahnya juga turut dikutip syair karya Chairil Anwar yang berjudul Kerawang – Bekasi.
4. Koleksi Di Lantai Satu
Di lantai satu ini terdapat berbagai jenis koleksi, diantaranya adalah Patung Dada Panglima Besar Jendral Soedirman serta Letnan Jendral Oerip Soemoharjo. Selain itu juga terdapat patung Tengku Umar, Cut Nyak Dien, dan Nyi Ageng Serang.
Tidak hanya di halaman saja, di lantai satu ini juga terdapat koleksi meriam, diantaranya adalah meriam Jugo M-48 dan meriam PSU Akan Bofors. Meriam Jugo M-48 dengan kaliber –76 mm serta meriam PSU Ourlikon Kal – 20 mm juga dipamerkan di lantai satu.
Koleksi lantai satu yang berikutnya adalah patung foto Imam Bonjol serta dokar dan panel dinding Tentara Pelajar.
5. Koleksi Ruang Pamer Sekitar Proklamasi
Ruangan ini menyajikan benda-benda koleksi yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia dari peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan hingga penumpasan PKI di Madiun tahun 1948. Di antaranya adalah foto-foto yang menyajikan kejadian saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemudian juga disajikan bingkai dokumen foto peristiwa sewaktu rakyat Jakarta dalam menyambut Gema Proklamasi.
Selain koleksi foto, ruangan ini juga menyajikan benda-benda koleksi seperti microphone yang juga dilengkapi dengan ilustrasi masyarakat Yogyakarta dalam menyambut Gema Proklamasi. Selain itu juga terdapat Sabil Morsose 2 buah milik Prajurit Indonesia dan bambu runcing beserta potret diri Kyai Haji Subchi.
Senjata-senjata hasil rampasan Jepang dan Sekutu juga dipamerkan di ruangan ini. Antara lain adalah Senapan Brouwning, Senapan Mesin Ringan MKI, Mortir 80, Senapan masin Berat HBEL, Water Matel, dan Replika Kekikanyu.
Ruangan ini juga menyajikan 2 buah miniatur kapal, yaitu kapal Pinisi yang mana sebagai visualisasi angkatan laut dalam mendukung sejarah kebaharian. Kemudian juga terdapat Kapal Gajah Mada I yang digunakan ALRI dalam pertempuran melawan kapal Perang Belanda di teluk Cirebon. Miniatur kapal ini merupakan sumbangan dari Sub Dinas Sejarah dan Tradisi ABRI serta Dinas Penerangan AL.
Penutup
Monumen Jogja Kembali merupakan sebuah museum yang berisikan mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Letak dari museum ini berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberadaan museum yang dekat dengan jalur lingkar bagian utara Yogyakarta ini menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang harus dikunjungi.
Tempat wisata ini selain menyajikan museum juga menyajikan taman lampion yang mana buka dari jam 17.00 hingga jam 23.00 WIB. Obyek wisata tersebut bernama Taman Pelangi. Sehingga wisatawan tidak perlu keluar untuk berkunjung ke Taman Pelangi karena lokasi dari Taman Pelangi dan Monjali masih satu kompleks.
Baca ulasan selengkapnya tentang : Taman Pelangi
Comments are closed.