Museum Batik Jogja

Museum Batik Jogja, Satu-Satunya Museum Batik Di Yogyakarta

Indonesia memiliki berbagai macam motif batik yang berbeda pada setiap daerahnya. Bahkan dalam satu daerah pun terkadang juga memiliki corak yang berbeda. Karena banyaknya batik yang ada di Indonesia, Museum Batik Jogja kemudian hadir di tengah masyarakat. Hal tersebut juga menjadi sebuah penghormatan terhadap berbagai jenis batik di Indonesia.

Lihat Museum lain dengan koleksi unik : Jogja National Museum

Batik merupakan sebuah kain bergambar yang mana dibuat secara khusus. Pembuatan batik ini dilakukan dengan cara menuliskan atau menerakan malam pada kain. Selanjutnya kain berpola tersebut diolah dengan cara tertentu yang khas. Setelah diolah sedemikian rupa dengan cara yang khas, sebuah kain batik sudah siap dibuat menjadi pakaian.

Batik Indonesia  telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009. Hal tersebut ditetapkan oleh UNESCO sehingga pada tanggal tersebut diperingati sebagai hari batik nasional. Setiap tahunnya terutama bagi pelajar, mereka diwajibkan untuk mengenakan batik pada hari tersebut.

Lokasi, Rute, Jam Operasional, Dan Tiket Masuk

Museum Batik Jogja bertempat di Jalan Dr. Sutomo No.13A, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta 55211. Lokasi dari Museum Batik Jogja ini tidak jauh dari Malioboro, yaitu sekitar 7 menit dengan menggunakan mobil. Bagi Anda yang datang dari luar kota, akan lebih nyaman jika Anda menggunakan jasa sewa mobil di Jogja.

Menggunakan jasa sewa mobil di Jogja tentunya sangat nyaman jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Apabila Anda datang bersama banyak orang terutama dengan keluarga, Anda bisa menyewa mobil dengan jumlah seat yang banyak. Selain itu, Anda juga dapat memilih mobil yang cocok sesuai keinginan Anda.

Museum Batik Jogja buka setiap hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Untuk memasuki museum ini, dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp. 20.000 untuk setiap pengunjung. Di museum ini, Anda juga bisa mengikuti workshop membatik yang bisa Anda bayar sebesar Rp. 40.000.

Sejarah Berdirinya Museum Batik Jogja

Museum Batik adalah museum yang secara inisiatif didirikan Hadi Nugroho beserta Dewi Sukaningsih selaku istri beliau. Para sahabat dan keluarga besar mereka juga ikut mendukung berdirinya museum batik ini. Alasan berdirinya Museum Batik adalah karena terdapat gempuran dari teknik printing pada industri tekstil. Hal tersebut tentunya memangkas kaidah seni membatik.

Setelah diresmikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1979, Museum Batik Yogyakarta resmi mendapatkan nomor induk museum pada tahun 2001. Nomor induk tersebut adalah 09/I.13.XVI/II.2/77/01. Museum Batik Yogyakarta juga memiliki akta yang tercatat dengan nomor 22 dikeluarkan pada tahun 1977. Akta tersebut kemudian diperbaharui pada tahun 2014.

Museum Batik Yogyakarta memiliki visi dan misi untuk melestarikan teknik serta pengetahuan mengenai  batik. Selain itu, Museum Batik Yogyakarta juga memiliki visi dan misi untuk mendokumentasikan motif-motif batik yang ada.

Sebagai pengabdian masyarakat dan sebagai tempat informasi dan konsultasi seputar batik, Museum Batik Yogyakarta dibuka untuk umum. Museum Batik Yogyakarta juga terbuka dengan kesempatan kerja sama serta itikad baik untuk melestarikan batik.

Dengan ditetapkannya batik sebagai warisan kultural serta diangkatnya kota Yogyakarta sebagai Kota Batik, museum ini turut mendukung upaya-upaya preservasi batik.

Koleksi Museum Batik Jogja

Semenjak ditetapkan sebagai warisan budaya, batik saat ini menjadi trend di masyarakat. Saat ini juga banyak desainer yang mengadopsi unsur batik untuk beberapa pakaian terkini. Sehingga batik mulai dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Banyaknya batik di Indonesia juga menjadikan Museum Batik Jogja memiliki berbagai koleksi. Berikut adalah koleksi di Museum Batik Jogja.

1. Canting Dan Alat Membatik

Canting merupakan salah satu unsur yang tidak bisa lepas dari pembuatan batik karena alat ini sangat penting digunakan. Fungsi dari alai ini adalah untuk menumpahkan malam yang sudah dididihkan ke pola batik yang sudah dibuat. Di Museum Batik, kurang lebih terdapat canting sebanyak 124 buah dari berbagai jenis dan ukuran.

Selain canting, membatik juga tentunya menggunakan alat lain agar sebuah batik bisa menjadi lebih baik. Di Museum Batik Jogja juga terdapat koleksi alat dan perlengkapan membatik lainnya sebanyak 35 buah. Alat tersebut antara lain anglo, pewarna alam, wajan, kulit pohon mengkudu, pacar air, dan lain sebagainya.

2. Kain Dan Cap Batik

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang beragam. Sebagai sebuah museum batik, tentunya di sini Anda bisa melihat berbagai macam batik dari seluruh Indonesia. Anda bisa melihat 500 lembar kain batik dari berbagai daerah di Indonesia yang mana memiliki corak dan pola tersendiri.

Sebanyak 600 jenis cap batik juga tersedia di museum ini. Seperti yang kita ketahui, batik sendiri tidak hanya dibuat dengan cara yang tradisional. Akan tetapi batik juga dibuat dengan metode cap yang tentunya lebih mudah dan bisa dibuat dengan kuantitas yang lebih banyak.

3. Kain Batik Dari Zaman Dahulu

Batik sendiri sudah ada sejak zaman awal tahun Masehi. Di Indonesia sendiri, batik mulai diperkenalkan oleh bangsa India dan Srilanka. Sehingga di museum batik ini terdapat berbagai koleksi batik dari zaman dahulu.

Seperti misalnya batik dari tahun 1960-an. Di era tersebut, batik digunakan pada kain sarung yang panjang. Selendang dengan motif batik dari era tersebut juga ada di museum batik. Tidak hanya itu, taplak tudung saji atau tokwi dari zaman tersebut juga ada di sini.

4. Batik Karya Orang Luar Negeri

Tidak hanya orang Indonesia saja yang membuat serta menggunakan batik, orang luar negeri juga memiliki beberapa maestro batik. Salah satunya adalah seorang berkebangsaan Belanda bernama Eliza van Zuylen. Beliau merupakan salah satu pengrajin batik dari Benua Eropa yang juga mempopulerkan batik.

Di museum ini juga terdapat berbagai karya beliau yang tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Selain Eliza van Zuylen, Oey Soe Tjoen juga menjadi seorang pengrajin batik dari Cina. Karya-karya beliau juga terpampang dan menjadi koleksi di Museum Batik Yogyakarta.

5. Sulaman

Selain batik, Museum Batik Yogyakarta juga memiliki koleksi sulaman. Salah satu koleksi di sini adalah berbagai sulaman karya Dewi Nugroho yang dibuat tahun 1980. Dewi Nugroho sendiri adalah pengelola dari Museum Batik Yogyakarta.

Tidak hanya itu, Museum Batik juga memiliki sulaman yang memiliki ukuran terpanjang, yaitu 400 x 90 centimeter. Sulaman terpanjang ini juga meraih penghargaan dari Museum Rekor di Indonesia sebagai sulaman terpanjang.

Baca tempat belanja batik terbesar di Jogja : Pasar Beringharjo

Penutup

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sampai saat ini dipakai oleh kebanyakan orang di seluruh Indonesia. Beberapa orang mengenakan batik ini untuk berbagai acara, baik resmi maupun non resmi. Yogyakarta sebagai Kota Batik tentunya memiliki sebuah museum batik yang bernama Museum Batik Jogja.

Meskipun museum ini mempunyai aset yang diakui oleh dunia, peran sekaligus pengelolaan dari pemerintah dirasa masih kurang. Hal tersebut jelas membuat Museum ini kurang berkembang dan tidak dikenal oleh masyarakat luas.

Untuk itu sebagai masyarakat Indonesia, Anda bisa mengunjungi museum ini untuk mengenal serta melestarikan berbagai jenis batik dari seluruh Indonesia. Karena jika bukan kita, siapa lagi nantinya yang akan melestarikan batik.

Comments are closed.

× 0811-294-546