Alun-Alun Kidul

Alun-Alun Kidul, Wisata Malam Di Jogja Yang Menyimpan Mitos

Alun-Alun merupakan sebuah lapangan luas berumput yang dikelilingi jalan serta digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat. Menurut seorang Belanda bernama Van Romondt, alun-alun adalah sebuah halaman depan rumah dengan ukuran yang besar. Awalnya alun-alun adalah sebuah tempat yang digunakan sebagai tempat untuk latihan perang dan tempat melaksanakan sayembara dari kerajaan kepada rakyat. Kala itu, Alun-Alun juga menjadi tempat untuk berdagang serta mempertunjukkan hiburan rakyat. Di Yogyakarta, terdapat sebuah alun-alun yang sampai saat ini menjadi rekomendasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Tempat tersebut tidak lain tidak bukan ialah Alun-Alun Kidul.

Sekilas Mengenai Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Di Yogyakarta terdapat dua alun-alun yang ada dari zaman dahulu hingga zaman sekarang, yaitu Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul. Yang membedakan kedua alun-alun ini adalah letaknya. Sesuai namanya, Alun-Alun Lor berada di bagian utara. Sedangkan untuk Alun-Alun Kidul berada di bagian selatan. Pada masa Kerajaan Mataram, Alun-Alun Selatan digunakan untuk mempersiapkan situasi yang mendukung kelancaran keraton dengan bagian luar keraton.

Kesatuan antara raja dengan rakyat yang sakral ini dilambangkan dengan alun-alun selatan. Tanah lapang yang luas ini berada di belakang keraton dan dibangun untuk mengubah bagian belakang keraton menjadi seperti bagian depan. Dari Gunung Merapi hingga Pantai Selatan, akan terbentuk garis lurus apabila ditarik garis imajiner. Supaya Keraton Yogyakarta tidak membelakangi Pantai Selatan, maka dibuatlah Alun-Alun Selatan.

Daya Tarik Alun-Alun Kidul

Saat ini, Alun-Alun Selatan atau yang biasa masyarakat menyebutnya dengan Alkid ini digunakan sebagai sarana ruang publik. Mulai dari sore hari hingga malam hari, Anda akan menemukan banyak orang yang mengunjungi alun-alun. Banyak kegiatan yang bisa Anda lakukan di Alun-Alun Selatan sehingga Alun-Alun Selatan memiliki daya tarik tersendiri.

Banyaknya para penjaja makanan di Alun-Alun Selatan ini dapat menjadi daya tarik tersendiri sehingga menjadi rekomendasi wisata malam yang harus dikunjungi. Berwisata malam di Alun-Alun Selatan memang mengasyikkan. Menikmati udara di Alun-Alun sembari menyantap berbagai makanan yang dijual di Alun-Alun.

Biasanya, wedang ronde menjadi minuman yang cocok dinikmati saat malam hari. Wedang ronde adalah minuman hangat dengan bahan wedang jahe, kolang-kaling, kacang, dan lain-lain. Selain wedang ronde, wedang bajigur juga cocok dinikmati saat malam hari.

Selain para penjaja makanan, Anda juga akan menemukan banyaknya sepeda yang dihiasi dengan lampu-lampu di Alun-Alun Selatan. Tidak hanya sepeda saja yang ada di tempat tersebut, akan tetapi juga becak yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dikendarai di malam hari. Alun-Alun Kidul juga menjadi tempat untuk berolahraga bagi masyarakat sekitar.

Lihat juga tempat wisata Yogyakarta dengan wahana-wahana yang menarik : Taman Pintar Yogyakarta

Lokasi, Rute, Jam Buka, Dan Tiket Masuk

Alun-Alun Kidul berada di belakang Keraton Yogyakarta dan memiliki rute yang mudah ditempuh. Hal ini tentu saja karena lokasi Alun-Alun Selatan yang dekat dengan berbagai obyek wisata di Yogyakarta. Jika Anda datang dari Alun-Alun Utara, maka Anda bisa menuju ke Pasar Ngasem. Dari Pasar Ngasem, berbelok ke arah timur hingga Anda menemukan Alun-Alun Selatan.

Lihat selengkapnya tentang Keraton Yogyakarta

Untuk lebih mudahnya bagi Anda yang datang bersama rombongan, Anda bisa menggunakan jasa sewa mobil di Jogja. Karena dengan menggunakan jasa sewa mobil, Anda bisa mencoba berbagai jenis mobil. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan berbagai macam kelebihan yang tidak bisa Anda dapatkan dibanding dengan menggunakan mobil pribadi.

Tidak dikenakan biaya tiket masuk untuk ke Alun-Alun, akan tetapi nantinya Anda akan dikenakan biaya untuk naik mobil kayuh. Biasanya, harga yang ditentukan untuk naik mobil kayuh adalah sebesar Rp. 30.000 untuk 3 putaran. Anda tetap bisa nego dengan para penyewa mobil kayuh untuk mendapatkan harga yang pas.

Fakta Dan Mitos Menarik Mengenai Alun-Alun Kidul

Di balik ramainya tempat wisata ini, tentunya ada fakta dan mitos yang harus diketahui oleh Anda. Fakta dan mitos yang akan dibahas tentunya berasal dari pohon beringin yang ada di Alun-Alun Kidul. Tidak jarang terdapat juga mitos yang menimbulkan banyak persepsi di masyarakat. Bahkan warga sekitar juga sudah terlanjur membuat persepsi lain yang memiliki pesan tersendiri. Beberapa mitos yang ada di Alun-Alun Selatan ini tentunya juga ada kaitannya dengan berbagai peristiwa di sekitar Keraton Yogyakarta. Berikut adalah berbagai mitos dan fakta yang ada di Alun-Alun Yogyakarta.

1. Mitos Beringin Kembar Dan Pernikahan Putri Sultan

Mitos beringin kembar dengan pernikahan Putri Sultan Hamengkubuwono yang pertama ini merupakan salah satu mitos yang berkembang. Saat Sultan Hamengkubuwono pertama menaiki tahtanya, ada sebuah kisah mengenai pernikahan putri sultan. Yang mana pada saat itu putri Sultan akan dipinang oleh seorang lelaki akan tetapi sang putri tidak menyukainya. Sehingga sang putri sultan memberikan syarat yaitu harus bisa berjalan dengan mata tertutup melewati dua beringin kembar. Lelaki tersebut gagal dan siasat sang putri berhasil. Lalu, Sultan memberikan petuah bahwa hanya orang berhati tulus yang mampu melewati syarat tersebut. Syarat ini bisa dipecahkan oleh seorang pemuda dari Siliwangi yang kemudian menikahi putri Sultan.

2. Beringin Kembar Gerbang Laut Selatan

Beringin kembar yang ada di Alun-Alun Selatan juga memiliki hubungan dengan Laut Selatan. Bahkan ada yang menyebut bahwa beringin kembar ini adalah pintu gerbang untuk menuju ke Laut Selatan. Mitos ini berkembang saat zaman Sultan Hamengku buwono VI. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Keraton Yogyakarta memiliki hubungan yang dekat dengan penguasa pantai selatan, Nyi Roro Kidul. Sehingga banyak yang meyakini bahwa orang yang ingin berbuat jahat ke Keraton Yogyakarta, kesaktiannya akan hilang.

3. Tempat Latihan Konsentrasi Para Prajurit Keraton

Dahulunya, Alun-Alun Kidul digunakan sebagai tempat untuk latihan berbagai ketangkasan yang dilakukan para prajurit keraton. Latihan yang dilakukan antara lain berkuda, memanah, dan adu harimau atau rampok harimau. Alun-Alun Selatan ini juga digunakan para prajurit untuk latihan konsentrasi dengan berjalan di antara dua pohon beringin. Kegiatan ini juga dilakukan banyak orang yang berkunjung ke Alun-Alun Selatan dan sering disebut dengan masangin.

4. Tradisi Masangin Yang Dapat Mengabulkan Hajat

Kegiatan ini menjadi sebuah kegiatan yang populer hingga saat ini di Alun-Alun Selatan. Sehingga para wisatawan yang datang ke Alun-Alun Selatan banyak yang mencoba tradisi masangin. Dahulunya, tradisi masangin dilakukan setelah tradisi topo bisu pada malam 1 Suro. Tujuan dari melakukan ritual ini adalah memohon keselamatan keraton dan juga memohon berkah. Dari tradisi ini, muncul mitos yang menyebar di masyarakat sekitar. Mitos tersebut mengatakan bahwa siapa saja yang melewati pohon beringin dengan mata tertutup, maka keinginannya akan terkabul. Dari mitos tersebut, banyak orang yang mencoba untuk melakukan tradisi masangin.

5. Alasan Beberapa Orang Tidak Bisa Melewati Masangin

Ada beberapa fakta menarik yang membuat beberapa orang tidak bisa lurus saat melakukan tradisi masangin. Salah satu alasannya adalah manusia tidak memiliki tubuh yang benar-benar simetris. Tradisi ini juga dipengaruhi oleh indra keseimbangan yang ada di dalam telinga apakah bekerja atau tidak. Ayunan kaki manusia yang berbeda juga mempengaruhi Anda dalam menjalankan tradisi masangin.

Alun-Alun Kidul menjadi salah satu rekomendasi wisata malam Jogja yang cocok untuk dikunjungi. Selain itu, obyek wisata yang dekat dengan Keraton ini juga menyimpan mitos yang menyebar sampai saat ini. Banyak warga sekitar yang mempercayai mitos ini dan pohon beringin yang ada di Alun-Alun ini dianggap sakral.

× 0811-294-546